Indahnya Keberagaman Kepercayaan Di Indonesia : Toleransi Tinggi, Tempat Ibadah Yang Saling Berdampingan Di Indonesia
TOLERANSI TINGGI, TEMPAT IBADAH YANG SALING BERDAMPINGAN DI INDONESIA
1. Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, di Jakarta Pusat
Masjid Istiqlal yang merupakan Masjid terbesar di Asia Tenggara, menyimpan makna unik di balik sejarah dan pembangunannya. Arti Istiqlal dalam bahasa Arab dalah "Merdeka" karena Masjid Istiqlal dibangun sebagai ucapan syukur kepada Tuhan YME atas perjuangan keras bangsa Indonesia yang berhasil mendapatkan kemerdekaan. Ide pendirian Masjid Istiqlal dicetuskan oleh K.H. Wahid Hasyim dan Anwar Cokroaminoto sehingga dibentuklah Yayasan Masjid Istiqlal dan disambut dengan hangat oleh Ir. Soekarno, Presiden pertama RI. Masjid yang bisa menampung sampai 120.000 jamaah ini, dirancang oleh Frederick Silaban yang beragama Kristen pada tahun 1954.
Gereja Katedral sudah terlebih dahulu ada sejak 1892 dan diresmikan pada 21 April 1901. Sedangkan Masjid Istiqlal selesai dibangun pada 1961 dan diresmkan pada 22 Februari 1978 oleh Presiden Soeharto. Hingga saat ini, Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral melambangkan wujud toleransi umat beragama di Indonesia dan juga simbol keragaman agama yang dianut masyarakat Indonesia.
2. 6 Tempat Ibadah Saling Berdampingan, di Surabaya
Keenam rumha ibadah tersebut terletak di Perumahan Royal Residence, Wiyung, Surabaya. Di dalam satu lokasi ini, terdapat Masjid Muhajirin, Gereja Katolik Kapel Santo Yustinus dan Kristen Protestan GKI Royal Residence, Kelenteng Ba De Miao, Vihara Budhayana Royal Residence dan Pura Sakti Raden Wijaya. Meski berbeda, keenam rumah ibadah yang terletak dalam satu lokasi tersebut tidak menggunakan paggar atau pembatas lainnya. Sehingga lokasi rumah ibadah tersebut terlihat menyatu dengan indah.
3. Masjid Al-Muqarrabien dan Gereja Masehi Injil
Sangihe Talaud Mahanaim, di Tanjung Priok
4. Masjid Agung Jami dan GPIB Immanuel, di Malang
Masjid Agung Jami dan Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel terletak di Jl. Merdeka Barat, Kauman, Kec. Klojen, Kota Malang. Masjid Agung Jami dibangun pada tahun 1875 M dan dibangun pada 2 tahap, lalu selesai pada tahun 13 September 1902. Sedangkan GPIB Immanuel didirikan pada 31 Oktober 1861 dan ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya di Kota Malang. Gereja ini pernah dibongkar pada 1921 dan dibangun kembali dengan bentuk yang sama seperti tampak sekarang. Jamaah dari kedua rumah ibadah ini, memilki toleransi yang tinggi seperti di rumah ibadah lainnnya. Salah satu bentuk toleransinya yaitu, ketika hari Jumat saat umat Islam sedang melakukan ibadah shalat Jumat. Maka dari pihak Gereja akan mempersilahkan para jamaah Masjid untuk parkir di halaman Gereja, begitupula sebaliknya.
_Sekian dan Terima Kasih!!_
Sumber :
https://www.kompasiana.com/prapenz99/63943da508a8b5401d3684c2/menilik-kerukunan-dari-masjid-yang-berdekatan-dengan-gereja-di-kota-malang
https://www.liputan6.com/hot/read/4951622/selain-istiqlal-katedral-5-masjid-dan-gereja-berdekatan-ini-tunjukkan-indahnya-toleransi
1 komentar
waww keren banget😍
BalasHapus